Senin, 16 Oktober 2017

Kadar Gula Darah Normal Rendah Tinggi, Metabolisme, Nilai, Gangguan Kadar Gula Darah, Metode Pengukuran, Macam Pemerikasaan

Kadar Gula Darah Normal Rendah Tinggi, Metabolisme, Nilai, Gangguan Kadar Gula Darah, Metode Pengukuran, Macam Pemerikasaan



Pengertian Gula darah merupakan istilah yang mengacu pada kadar atau banyaknya kandungan gula di dalam sirkulasi darah dalam tubuh. Gula di dalam tubuh sebenarnya terdapat dalam beberapa bentuk. Gula yang ada di dalam darah disebut sebagai glukosa, yakni bentuk bentuk gula yang paling sederhana. Selain glukosa terdapat gula yang disebut sebagai glikogen. Glikogen adalah gula dalam bentuk yang lebih kompleks biasa ditemukan di hati dan otot yang fungsinya sebagai cadangan makanan.

Definisi Glukosa darahadalah jumlah atau konsentrasi glukosa yang terdapat dalam darah. Pada keadaan normal, glukosa diatur sedemikian rupa oleh hormon insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas (Sherwood, 2006). Pada orang sehat, kadar glukosa darah berkisar antara 60-100 mg/dL padakeadaan puasa. Konsentrasi tersebut akan meningkat sampai 120-140 mg/dL setelah makan. Lalu sistem tubuh akan mengembalikan kepada kadar glukosa yang normal setelah kira-kira 2 jam setelah penyerapan karbohidrat. Kadar glukosa darah sangat penting untuk memelihara keseimbangan nutrisi di otak, retina dan germinal epithelium dari kelenjar gonad karena glukosa adalah satu-satunya nutrisi yang dapat digunakan untuk menyuplai energi kuat. Lebih dari setengah bentuk glukosa adalah hasil dari proses glukoneogenesis yang digunakan untuk otak (Shewood, 2006; Yuniatun, 2003). 

Dalam kadar gula darah normal pada manusia. Untuk mengetahui mekanisme kadar gula darah tinggi, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu dari mana gula darah datangnya. Sumber gula (glukosa) yang masuk kedalam tubuh berasal dari makanan yang dikonsumsi. Selain itu tubuh (dalam hal ini organ hati) juga memproduksi glukosa, namanya glikogen. Gula yang masuk melalui konsumsi makanan, di dalam tubuh akan diubah menjadi energi yang digunakan atau dimanfaatkan oleh sel-sel dan jaringan tubuh. Agar glukosa bisa digunakan oleh sel-sel yang ada dalam islets of langerhans dalam organ pankreas. Setiap kali ada makanan yang masuk. Pankreas bereaksi memproduksi insulin kedalam sel-sel tubuh dan tubuh tidak mendapat pasokan energi karena itu penderita merasa lelah berkepanjangan dan tidak bertenaga. Dengan diprosesnya glukosa oleh insulin, maka kadar gula dalam darah menurun.

Metabolisme 

Metabolisme merupakan segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam makhluk hidup. Proses yang lengkap dan komplit sangat terkoordinatif melibatkan banyak enzim di dalamnya, sehingga terjadi pertukaran bahan dan energi. Adapun metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang mempengaruhi kadar gula darah, yaitu :

1. Metabolisme karbohidrat
Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar intake makanan sehari-hari, dan sebagian besar karbohidrat akan diubah menjadi lemak. Fungsi dari karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses-proses metabolisme lainnya. (William F. Ganong, 2005) Karbohidrat dalam makanan terutama adalah polimerpolimer hexosa, dan yang penting adalah glukosa, laktosa, fruktosa dan galaktosa. Kebanyakan monosakarida dalam tubuh berada dalam bentuk D-isomer. Hasil yang utama darimetabolisme karbohidrat yang terdapat dalam darah adalah glukosa. (William F. Ganong, 2005)

Glukosa yang dihasilkan begitu masuk dalam sel akan mengalami fosforilasi membentuk glukosa-6-fosfat, yang dibantu oleh enzim hexokinase, sebagai katalisator. Hati memiliki enzim yang disebut glukokinase, yang lebih spesifik terhadap glukosa,dan seperti halnya hexokinase, akan meningkat kadarnya oleh insulin, dan berkurang pada saat kelaparan dan diabetes. Glukosa6-fosfat dapat berpolimerisasi membentuk glikogen, sebagai bentuk glukosa yang dapat disimpan, terdapat dalam hampir semua jaringan tubuh, tetapi terutama dalam hati dan otot rangka. (William F. Ganong, 2005)

2. Metabolisme gula darah
Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam aliran darah masuk ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke dalam sel tubuh yang memerlukannya. Kadar gula dalam tubuh dikendalikan oleh suatu hormon yaitu hormon insulin, jika hormon insulin yang tersedia kurang dari kebutuhan, maka gula darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga glukosa darah meningkat. Bila kadar gula darah ini meninggi hingga melebihi ambang ginjal, maka glukosa darah akan keluar bersama urin (glukosuria). (Depkes RI, 2006)

Nilai Gula Darah

Nilai normal glukosa dalam darah adalah 3,5 - 5,5 mmol/L (James, Baker, & Swain, 2008). Dalam keadaan normal, kadar gula dalam darah saat berpuasa berkisar antara 80 mg% - 120 mg%, sedangkan satu jam sesudah makan akan mencapai 170 mg%, dan dua jam sesudah makan akan turun hingga mencapai 140 mg% (Lanywati, 2001)

Nilai normal glukosa dalam darah dapat dihitung dengan berbagai cara dan kriteria yang berbeda. Berikut ini tabel penggolongan kadar glukosa darah sewaktu dan puasa.

Gangguan Kadar Gula Darah

1. Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari rentang kadar glukosa normal. Penyebab utama yang paling umum diketahui adalah defisiensi insulin dan faktor herediter sedangkan penyebab lain yaitu akibat pengangkatan pankreas, kerusakan kimiawi sel β pulau langerhans. Faktor imunologi pada penderita hiperglikemia khususnya diabetes terdapat bukti adanya respon autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing (Smeltzer & Bare, 2002).

Hiperglikemia memiliki faktor risiko utama dan faktor risiko tambahan. Faktor  risiko utama terdiri dari sekresi insulin, penurunan utilisasi glukosa, dan peningkatan produksi glukosa. Faktor risiko tambahan yaitu stress (emosional), tidak cukup berolah raga, makan makanan berlebihan dan makan makanan yang salah, infeksi, penyakit, trauma, dan obat-obatan yang menyebabkan hiperglikemia (Smeltzer & Bare, 2002).

2. Hipoglikemia 
Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan syaraf yang disebabkan penurunan kadar glukosa darah. Hipoglikemia terjadi karena pemakaian obat- obatan diabetik yang melebihi dosis yang dianjurkan sehingga terjadi penurunan glukosa dalam darah (Lewis, 2011 dan Price, 2005).

Tanda- tanda hipoglikemia :
1. Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanan darah menurun
2. Stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit berbicara, kesulitan menghitung sederhana
3. Stadium simpatik : keringat dingin pada muka terutama di hidung, bibir atau tangan
4. Stadium gangguan otak berat : koma (tidak sadar) dengan atau tanpa kejang

Metode Pengukuran Kadar Gula Darah

1. Metode Enzimatik
Metode enzimatik pada pemeriksaan glukosa darah memberikan hasil dengan  spesifitas yang tinggi, karena hanya glukosa yang akan terukur. Cara metode enzimatik adalah cara yang digunakan untuk menentukan nilai batas. Ada 2 macam metode enzimatik yang digunakan yaitu glucose oxidase dan metode hexokinase ( Departemen Kesehatan RI, 2005 ).
  • Metode glucose oxidase
    Prinsip pemeriksaan pada metode glucose oxidase adalah enzim glucose oxidase mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-amino phenazone dengan bantuan enzim peroksida menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah muda dan dapat diukur dengan fotometer pada panjang gelombang 546 nm. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar glukosa darah yang terdapat dalam sampel (Riyani, 2009).
  • Metode hexokinase
    Metode hexokinase merupakan metode pengukuran kadar glukosa darah yang dianjurkan oleh WHO. Adapun prinsippemeriksaan pada metode hexokinase adalah hexokinase akan mengkatalisasi reaksi fosforilasi glokusa denagn ATP membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa-6-fosfat dehidrogenase akan mengkatalisasi okisidasi glukosa-6-fosfat dengan nicotinamide adenine dinoclotide phosphate (NADP) (Departemen Kesehatan RI, 2005).

2. Cara Strip
Cara strip merupakan alat pemeriksaan laboratorium sederhana yang dirancang hanya untuk penggunaan sampel darah kapiler, bukan untuk sampel serum atau plasma. Strip katalisator spesifik untuk pengukuran glukosa dalam darah kapiler (Suryaatmadja, 2003).

Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah strip test diletakkan pada alat, ketika darah diteteskan pada zona reaksi tes strip, katalisator glukosa akan mereduksi glukosa dalam darah. Intensitas dari elektron yang terbentuk dalam alat strip setara dengan konsentrasi glukosa dalam darah.

Cara strip memiliki kelebihan hasil pemeriksaan dapat segera diketahui karena hanya butuh sampel sedikit tidak membutuhkan reagen khusus, praktis dan mudah dipergunakan serta dapat dilakukan siapa saja tanpa butuh keahlian khusus. Sedangkan kekurangan cara strip ini adalah akurasinya belum diketahui, dan memiliki keterbatasan yang dipengaruhi kadar hematokrit, interfensi zat lain (vitamin C, lipid dan hemoglobin), suhu, volume sampel yang kurang dan strip bukan untuk menegakkan diagnosa klinis melainkan hanya untuk pemantauan kadar glukosa (Suryaatmadja, 2003).

Macam-Macam Pemeriksaan Glukosa Darah 

1.  Glukosa darah sewaktu 
Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut. (Depkes RI, 1999). 

2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan 
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan (Depkes RI, 1999).

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Gula Darah

Indeks Massa Tubuh merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa (Sugondo, 2006). Kurang lebih 12% orang dengan Indeks Massa Tubuh 27 kg/m2 menderita diabetes mellitus tipe 2, faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat seperti makan berlebihan, berlemak dan kurang aktivitas fisik berperan sebagai pemicu diabetes mellitus (Susilo & Wulandari, 2011). Penelitian oleh Justitia (2011) pada subjek penelitian berusia 20-59 tahun diambil pada 17 orang subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada 15 orang dan kadar gula darah normal pada 2 orang subjek penelitian. Resiko timbulnya diabetes mellitus meningkat dengan naiknya Indeks Massa Tubuh, dimana terdapat hubungan linier antara IMT dengan kadar glukosa darah (Rosalina, 2008).

Jumlah penderita diabetes di Indonesia tahun 2000 mencapai 8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030, berdasarkan data Departemen Kesehatan (DepKes) angka prevalensi penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 5,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah adalah dengan pencapaian status gizi yang baik. Antropometri merupakan salah satu cara penentuan status gizi. Penentuan status gizi yang digunakan adalah pembagian berat badan dalam kg dengan tinggi badan dalam meter kuadrat dinyatakan dalam indeks massa tubuh atau IMT. IMT memiliki kaitan dengan kadar gula darah (Hartono, 2006).


Hasil penelitian Purnawati (1998), menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh dengan kadar gula darah. IMT tinggi mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk terkena diabetes, dibandingkan dengan IMT rendah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanpa obat, ini 6 cara sembuhkan diabetes secara alami

Tanpa kamu sadari, diabetes menjadi penyakit yang semakin merajalela saat ini. Tak hanya orang tua, mereka yang masih muda pun juga bisa ken...